Sabtu, 30 Januari 2010

tambah lagi wawasan mengenai aliran gojuryu...

(Materi ujian teori yang harus dilulusi dulu, baru dapat mengikuti ujian teknik)

Satu

v MATERI UJIAN TEORI SELURUH TINGKATAN KYU SERTA DAN



Pada awalnya di Okinawa terdapat tiga seni pertarungan (bujutsu) yang berbeda, dengan teknik masing-masing, yaitu Naha-Te di Kota Naha, dengan mahagurunya, Huganuma atau Higassyionna, Shuri-Te dai Kota Shuri, dengan mahagurunya Matsumura, dan Tomari-Te di Kota Tomari.



Ketika tokoh-tokoh Naha-Te dan Shuri –Te hijrah ke Jepang, muncullah kesepakatan dari guru-guru yag dating dari Okinawa untuk menggunakan suatau nama meskipun teknik sama sekali berbeda. Dipilihlah nama Karate, mula-mula berarti “tangan China”, yaitu”kara” = China, dan Te = tangan, tetapi kemudian ketika politik anti China merebak di Jepang, makna karate diganti menjadi “tangan kosong “ yaitu Kara =diartikan kosong, dan “Te” =Tangan.



Masing-masing aliran (“ryu”)seni pertarungan Jepang itu mengoleksi perbendaharaan tekhnik khas mereka ke dalam apa yang dinamakan “Kata”. Dan setiap perguruan dan aliran. Menempatkan “Kata” sebagai “jiwa dari alirannya” yang berbeda dengan aliran lain. Jenis-jenis kata menjadi pembeda utama dari aliran –aliran karate yang memang tadinya berasal dari berbagai seni pertarungan yang berbeda, yang kemudian hanya namanya yang disatukan,tetapi teknik dan prinsip-prinsipnya yang saling kontras satu sama lain tak mungkin bisa disatukan. Contohnya karateka aliran Goju (nama dulunya: sebelum menjasi karate adalah (Naha-Te ) yang harus memukul dengan start kepalan dari bawah ketiak, berbeda dengan karateka Shotokan (nama dulunya sebelum menjadi karateka adalah Shuri-Te yang harus memukul dengan start kepalan tangan dari samping pinggang.perbedaan itu muncul dari perbedaan prinsip yang juga tak mungkin untuk dipertemukan, yaitu Goju-Ryu menganut prinsip lingkara, sedangkan Shotokan Ryu menganut prinsip “straight to the point” alias gerakan lurus ke sasaran. Gaya “kumite” Goju-Ryu adalah gaya pertarungan jarak dekat, sedangkan gaya “kumite” Shotokan adalah gaya pertarungan jarak jauh.



Sejak ribuan tahun yang lalu hingga dewasa ini, seseorang diketahui berasal dari aliran atau perguruan karate mana, terlihat dari jenis Kata yang mereka tampilkan. Jadi “Kata” adalah id a khas dari perguruan atau aliran mana seorang karateka berasal.



Mungkin saja ada jenis kata Goju-Ryu yang namanya sama dengan Kata Aliran /perguruan lain, tetapi cara memainkan serta makna “bunkai” nya berbeda.

Berbeda halnya dengan “kumite shai” (pertandingan), di mana dapat dipertemukan dan dirumuskan satu id an pertandingan Kumite yang digunakan oleh seluruh perguruan atau aliran yang bernaung di bawah satu id an, contohnya id an WKF, menggunakan satu peraturan pertandingan yang seragam untuk seluruh atlet, dari perguruan manapun mereka berasal.

DUA

v MATERI UJIAN SELURUH TINKATAN (Kyu serta DAN)



Go=Keras, Ju= Lunak, Ryu=Aliran, sedangkan Kai=Perguruan.

Pendiri Gojukai, Gogen Yamaghuci Sensei, belajar Goju-Ryu dari Chojun Miyagi Sensei, dan Gogen Yamaguchilah yang menyatukan butir-butir pelajaran yang esensial dengan mendirikan federasi Karate-Do di Jepang. Pelanjutnya saat ini, Saiko Shihan Ghosi Yamaguchi memperkaya teknik-teknik trasisional Goju- Ryu dan kurikulum Goju-Ryu dengan kreasinya sendiri, yang sebelumnya belum diajarkan oleh para pendahulunya, sehingga menambah ketertarikan orang untuk berlatih Goju-Ryu karena sistematika kurikulumnya yang id an tidak ditemukan pada perguruan lain sebelumnya, meningkatkan spirit, id an kemampuan tubuh



Pada tahun 1951, Gogen Yamaguchi mendapat tingkatan “Ju Dan Hanshi” (DAN 10) dari master Chojun Miyagi. Pada tahun 1964, Gogen Yamaguchi yang berpartisipasi membentuk All Japan Karate-Do Federation. Pada tahun 1965, Gogen Yamaguchi mendirikan Internasional Karate-Do Gojukai dan menjadi presidennya. Pada tahun 1969, Gogen Yamaguchi memperoleh penghargaan tertinggi dari Kaisar Jepang, yaitu “Ranjuuho-sho”award



Internasional Karate-Do Gojukai Association (IKGA) didirikan oleh Shihan Gogen Yamaguchi ( Hanshi-Dan 10) sebagai presiden pertama, ahli warisnya, Saiko Shihan Goshi Yamaguchi sebagai presiden kedua. Tokoh kedua setelah Shaiko Shihan Goshi Yamaguchi adalah Hanshi Hiromasa Kikhuci.



Karate-Do Gojukai Indonesia atau IKGA didirikan pada tanggal 15 Agustus 1967 oleh Sensei Drs. Setyo Haryono (almahrum), Dan 6. Dewasa ini IKGA Indonesia Shibuconya adalah Shihan Achmad Ali (Kyosi –Dan 7 IKGA ) dengan wakilnya (Fuku Shibuco) adalah Shihan Maskun Prasetia (Kyosi Dan 7 IKGA).



Shihan Kai IKGA Indonesia terdiri dari : Shihan Achmad Ali, Shihan Maskun Prasetia, dan Shihan Musakir.



Dewan Guru Nasional saat ini dipimpin oleh Achmad Ali, Wakilnya Maskun Prasetia, dengan anggota Musakkir, Franky Parengkuan, Husni Yusuf, Hartono, Budi Aryanto, Josef Mayabubun, Mahdi Shahab, Guntur, Josis Ngantung, dan Suherman.



TIGA

v Materi ujian Kyu IV hingga Dan I, serta materi ujian seluruh tingkatan Dan



Gojukai secara terprogram da berkala, melaksanakan seminar teknik (“gashuku”) untuk kelompok pemegang tingkatan tinggi (Dan 5 ke atas ), juga secara terpisah melaksankan secara berkala Seminar Teknik untuk para instruktur (Dan 2,3,serta4). Seminar teknik untuk para pemegang kyu, dan secara rutin teratur melaksanakan kelas khusus untuk karateka usia lanjut, yang berlatih karate Goju-Ryu untuk meningkatkan kesehatan mereka dan metode pernafasan goju.



Jenis muatan latihan di dojo-dojo Gojukai di bawah afiliasi I.K.G.A (Internasional Karate-Do Gojukai Association) dengan Presidennya, Saiko Shihan Goshi Yamaguchi, tidak sekedar berlatih teknik Karate pertandingan, tetapi juga berlatih Karate sebagai suatu kesenangan yang dijalani seumur hidup. Kita menginginkan anak –anak untuk belajar akal sehat(“common sense”) melalui aktivitas kelompok dan untuk memahami makna dari meningkatkan potensi dan kemampuan diri sendiri secara bertahap, dengan kedisiplinan tinggi dan ketegaran yang keras, bukan sekadar untuk menghadapi tantangan di arena pertandingan. Tetapi juga untuk menyiapkan raga dan spirit menghadapi berbagai tantangan dan kesulitan dalam kehidupan.



Kihon (latihan dasar) Gojukai adalah membuat kepalan, Joi dan Menendang.

Lalu kita akan mulai tujuh jenis latihan dasar (kihon) : Tachikata (cara baerdiri), Kamaekata (bentuk-bentuk sikap tempur), Ukekata (jenis-jenis tangkisan), Uchikata (jenis-jenis sabetan), Ataketa ( Jenis-jenis tumbukan) dan Kerikata (jenis-jenis tendangan).



Ada dua Kihon Waza (teknik dasar); yang pertama digunakan dalam “kata” dan yang lainnya digunakan dalam “jiyu kumite” (latihan pertarungan bebas). Juga ada dua jenis Ido (gerakan kaki) :yang pertama adalah Unshoku untuk gerakan dasar (Khihon), sedang yang kedua adalah Thensin dan Sabaki untuk Kumite.



Kihon Ido dilatih dengan menggunakan metode : Kihon Ido I, Kihon II, Oyo Ido, Siho Ido, Juppo Ido, Hatsubo Ido, dan variasi Ido lain.



Terdapat empat kelompok Kata Goju-Ryu, Yaitu :

a. Fukyu Kata (Junbi Kata): kelompol kata persiapan

b. Kihon Kata ; kelompok kata dasar

c. Khaisu Kata ; kelompok kata tangan terbuka

d. Tokutei Kata ; Kelompok kata luar biasa

Sanchin dan Tensyou adalah yang termasuk Kihon Kata. Ada dua pendapat tentang penempatan Kihon Kata dan kurikulum Gojukai. Pendapat pertama yang memempatkan “sanchin” mendahului Fukyu Kata (Junbi Kata), sedang “Tensyou” dilatih setelah mulai berlatih Khaisu Kata. Tetapi pendapat lain menempatkan latihan Sanchin dan Tensyou, setelah latihan Fukyu Kata. Kurikulum 2008 ini menggunakan pendapat kedua ini.



Di dalam Goju-kai, Kihon Kata terdiri dari pasangan Go Waza (teknik keras) dan Jyu Waza (teknik lunak).

Fukyu Kata terdiri dari sepuluh jenis “Takyouku Kata” dandua jenis “Geikisai Kata”.

Khaisu Kata terdiri dari : Saifua, Seiyunchin, Seipai, Sanseiru, Seisan, Shisouchin, kururunfa, Dan Suparinpei.

Tokutei Kata terdiri atas empat jenis : Genkaku, Chikaku, Tenkaku dan Okaku.

Adapun leempat jenis Tokutei Kata ini hanya diajarkan untuk para Shihan dan dilarang untuk diajarkan untuk digunakan dalam even pertandingan Kata.



Terdapat tiga kelompok jenis latihan pertarungan (kumite),

a. Kihon Kumite (latihan pertarungan dasar yang dilakukan di tempat/Heiko dachi)

b. Yakusoku Kumite terdiri dari : Kihon Yakusoku Kumite, Gohon Kumite, Nanahon Kumite, Roppon Kumite, dan Ashi Barai Kumite, Gohon Kumite, Taoshi Waza dan Owari Waza.

c. Jiyu Kumite terdiri dari : Heiko Ho, Ippoido Ho, Awase Kumite dan Jiyu Kumite.

d. Teknik Tradisional : Osae, Sukui, Kawashi, Humi, dan Kenka.

Seluruh latihan pertarungan dilakukan secara berpasangan dan membutuhkan perhatian terhadap Kihon, Timing, Jarak (ma-il) dan teknik-teknik yang lebih sulit dalam latihan.



Aplikasi dan makna setuao teknik yang terkandung dalam masing-masing Kata dilatih dalam latihan Bunkai (aplikasi), yang metode latihannya ada dua jenis :

a. Bunkai Kata Kumite : aplikasi setiap gerakan secara terpisah dalam Kata, yang diaplikasikan terhadap situasi tertentu. Tiap teknik atau gerakan dalam masing-masing Kata, dapat diaplikasikan terhadap 1001 kemungkinan.

b. Kata Bunkai Kumite : adalah suatu jenis “Kata” yang dilakukan berpasangan, yang gerakan keduanya sudah baku, bak gerakan “seme-te” (penyerang)gmaupun gerakan yang memainkan gerakan Kata, tidak bisa diubah, demikian pula urutannya. Terdiri dari : Kata Bunkai Geikisai I, Kata Bunkai Gekisai II, Kata Bunkai Seifua, Kata Bunkai Seiyunchin, Kata Bunkai Sanseiru, Kata Bunkai Seisan, Kata Bunkai Shisouchin, Kata Bunkai Kururunfa, dan Kata Bunkai Supariunpai.



Goju-Ryu juga memiliki metode latihan khas untuk melatih pergelangan yaitu:

a. Kote Kitai

b. Kakate Kitae

c. Kote Awase (dilakukan sebagai aplikasi “Sanchin” dan “Tensyou” berpasangan).



Di dalam Goju-Ryu, yang terpenting adalah membangun kekuatan “kihon” (dasar) dan pernafasan.

Kita membutuhkan metode latihan yang cocok bagi Karate, dengan cara setiap hari berlatih untuk meningkatkan kekuatan, kecepatan dan teknik(“kihon Waza) serta latihan Kata dengan memahami “bunkai”nya.



Untuk menyempurnakan kekuatan dan kelenturan otot, mempertinggi satamina dan konsentrasi, maka juga dibutuhkan latihan tambahan atau Shumatsu Dosa berupa latihan penggunaan senjata tradisional seperti : Sai, Bo, Tonfa, Nunchaku, Kama, Nihonto, Shuriken, Yari, dan Niganata. Setiap orang memiluh menggunakan salah satu atau beberapa diantaranya yang dianggapnya cocok untuk dirinya.

Latihan tambahan lin yang sangat penting untuk melatih focus, tenaga dan kecepatan adalah menggunakan makiwara (papan sasaran).



Latihan pernafasan dinamai : Ibuki, yang dieksperesikan ke dalam tiga tahap :

a. In (menarik nafas dalam-dalam melalui hidung, dan berkonsentrasi membayangkan udara diserap ke “tanden” sekitar dua centi di bawah pusar.

b. Yo (menghembuskan nafas kuat-kuat dari mulut dengan suara keras, tetapi tidak berlebihan dan tidak dibuat-buat dan berkonsentrasi membayangkan udara didorong keluar dari “tanden”.

c. Han In Yo (tekanan terakhir nafas dikeluarakan dengan sura keras, tetapi tidak dibuat-buat).

Ketiga tahap itu dilakukan dengan mengencangkan seluruh otot di sekujur tubuh.

Kita juga memainkan Enbu dengan melakukan Ju-Ho, Go-Ho, Goju-Ho, dan Seido-Ho.



Konsentrasi pada gerakan dan pernafasan memimpin latihan Kiko.



Sanchin dan Tensyou dinamakan “Ritzusen”, dan postur berdiri dengan Sanchun Dachi dan pernafasan yang membentuk keadaan mental “tenchi-Jin”adalah keadaan terbaik dari seorang murid Goju-Ryu.



Belakagan hal tak terelakkan, ketika karate-Do Gojukai akan bermain Bunkai dengan baik, mereka harus mempunyai keterampilan ukemi waza, yang baik agar tidak cedera dan percaya diri melakukan teknik-teknik sapuan dan bantingan dalam teknik Kata Bunkai Kumite. Karena itu keterampilan ukemi dimasukkan untuk tingkat Kyu 7/6,dilatih setelah mereka memiliki Kihon yang memadai.

1 komentar:

  1. bagus...saya dulu pernah ikut gojuryu cuma mandeg...
    sekarang pengen ikut lg...
    nais....

    BalasHapus